Selamat Datang di YK MADIRA WEB, Web ini di buat untuk dapat di pergunakan untuk menambah wawasan dan pengenalan terhadap YK MADIRA itu sendiri. web ini dirancang dengan sesederhana mungkin dan hanya untuk selentingan info dan tukar fikiran

Rabu, 10 Februari 2010

Penyebab Keguguran

KEGUGURAN, MENGAPA ?

Abortus atau keguguran, merupakan suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran sebagian atau seluruh produk kehamilan (hasil konsepsi) dari dalam rahim sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 Gramm. Di Amerika Serikat insiden terjadinya keguguran trimester pertama sekitar 15 sampai 20%. Sebanyak 80% keguguran terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Penyebab pasti keguguran memang tidak diketahui, tetapi separuhnya dikarenakan kelainan kromosom juga menurun. Usia ibu juga berperan untuk terjadinya keguguran. Frekuensi keguguran meningkat 2 kali lipat bila usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun. Sedangkan keguguran berulang, yaotu keguguran 2 hingga 3 kali dapat terjadi pada 1% pasangan usia subur

Keguguran dibagi menjadi 4 stadium yaitu abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit dan abortus komplit. Abortus imminens (keguguran mengancam) sering terjadi pada kehamilan muda yang ditandai dengan adanya flek atau bercak merah keluar dari jalan lahir. Biasanya keadaan janin masih baik, sehingga kehamilan akan diusahakan untuk tetap dipertahankan. Sedangkan abortus insipien merupakan keadaan keguguran yang sedang berlangsung sehingga kehamilan sudah sulit untuk dipertahankan, mulut rahim sudah terbuka tetapi hasil konsepsi belum keluar. Keadaan ini juga ditandai dengan keluarnya perdarahan dari jalan lahir disertai dengan mulas (kontraksi rahim). Sedangkan abortus inkomplit yaitu sebagian hasil konsepsi sudah keluar, hal ini ditandai dengan keluarnya perdarahan yang cukup banyak, bergumpal gumpal,kadang disertai keluarnya sebagian jaringan janin dan atau plasenta. Sedangkan abortus komplit berupa keluarnya seluruh hasil konsepsi, sehingga pada gambaran ultrasonografi tidak didapati lagi sisa kehamilan.

Pada trimester pertama kehamilan, penyebab keguguran bisa dikarenakan faktor EMBRYONAL sekitar 80 hingga 90%. Abnormalitas kromosom memegang peranan penting sebagai penyebab keguguran pada 50-60% kasus keguguran. Penyebab tersering yaitu MONOSOMY X (45,X) dengan insidensi 14,6%. Selain itu penyebablainnya yaitu autosomal trisomy, triploidy (20%), tetraploid, dan abnormalitas struktur kromosom. Berdasarkan faktor ibu, usia ibu lebih dari 40 tahun meningkatkan risiko terjadinya aneuploidy labih dari 30%. Selain itu keguguran bisa dikarenakan adanya infeksi seperti infeksi genital berupa bakterial vaginosis (keputihan) yang bisa disebabkan listeria monocytogenes dan chlamydia trachomatis. Infeksi TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, CMV, Herpes) terutama toksoplasmosis juga dapat menyebabkan keguguran. Infeksi HIV juga dapat menyebabkan keguugran terutama pada trimeter kedua kehamilan. Selain infeksi, penyebab lain bisa berupa faktor kesehatan ibu yaitu adanya sindroma ovarium polikistik, gangguan hormonal misal hipothyroid/hperthyroid dan diabetes mellitus, penyakit ginjal, systemic lupus erythematosus (SLE), hipertensi berat dan sindroma antiphospolipid. Faktor eksogen berupa gaya hidup seperti, merokok, minum kopi lebih dari 3 Gelas perhari dan konsumsi minuman beralkohol juga bisa menyebabkan keguguran. Faktor lain yang berperan yaitu adanya kelainan/gangguan pada anatomi rahim misal adanya mioma submukosa, sindroma asherman (perlengketan dalam rahim), gangguan fusi duktus mulleri dan kelemahan mulut rahim (inkompetensia serviks) dapat juga menyebabkan keguguran.

Selain jenis abortus diatas, terdapat jenis keguguran lainnya yaitu blighted ovum, missed abortion dan abortus septik. Blighted ovum (BO) merupakan kehamilan abnormal dimana terdapat kantung kehamilan tanpa adanya janin. Secara ultrasonografi, BO dapat ditegakkan bila kantung kehamilan lebih dari 2,5 cm tanpa pertumbuhan janin. Hal ini biasanya disebabkan karena sel telur ibu yang kurang baik, misal pada sindroma ovarium polikistik, sehingga kehamilan biasanya juga berakhir dengan abortus. Terapi BO bisa menggunakan obat-obatan atau dengan kuretase aspirasi (AVM). Sedangkan missed abortion merupakan kehamilan yang mungkin awalnya berkembang dengan baik, lalu janin meninggal dan tertahan di dalam rahim dalam hitungan minggu ataupun bulan, dengan mulut rahim yang masih tertutup. Kantung kehamilan makin lama makin mengecil dan gejala-gejala kehamilan pada ibu seperti mual, muntah dan pembesaran payudara biasanya juga berkurang. Missed abortion dapat saja keluar dengan sendirinya seperti proses abortus pada umumnya. Bila tidak, maka kuretase merupakan tindakan yang akan dilakukan dokter untuk mengeluarkan hasil konsepsi tersebut. Salah satu komplikasi dari keguguran bisa berupa infeksi, perdarahan, infeksi berat (sepsis), syok bakterial maupun gagal ginjal. Walaupun jarang tetapi hal ini bisa saja terjadi apabila penangan abortus tersebut tidak sesuai prosedur . Komplikasi yang sering bisa berupa infeksi rahim tetapi parametritis, peritonitis, endokarditis dan septikemia bisa juga terjadi yang dapat menyebabkan kematian ibu. Bila didapati gejala-gejala demam, lochia berbau pasca keguguran maka segera ke dokter terdekat untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Pada kasus yang berat seperti ini biasanya diberikan terapi antibiotik intravena.

Bila saat ini anda sedang hamil, yang penting untuk diketahui adalah perdarahan selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang tidak normal dan merupakan tanda suatu masalah sedang terjadi pada kehamilan anda. Jadi, bila anda mengalami perdarahan saat hamil baik itu hamil muda (tiga bulan pertama kehamilan) maupun kehamilan lanjut, segera konsultasi ke dokter terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan seksama, dan bila memungkinkan dengan alat bantu seperti ultrasonografi (USG). Bila terjadi abortus imminens, dimana terjadi perdarahan bercak dengan keadaan janin yang masih baik, maka anda akan diminta dokter untuk beristirahat dan diberikan terapi penguat kandungan. Bila perdarahan berlanjut terus dan sebagian jaringan janin sudah keluar (abortus inkomplit), maka dokter akan memberikan obat untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi atau melakukan kuretase berupa pembersihan rongga rahim agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi. Sedangkan bila seluruh hasil konsepsi sudah keluar secara utuh (abortus komplit), maka tidak perlu dilakukan tindakan kuretase. Bagaimana bila anda mengalami keguguran berulang?. Pada kasus gugur berulang dokter akan meminta anda untuk melakukan pemeriksaan lanjutan berupa laboratorium darah maupun urin, agar dapat diketahui dengan jelas apa penyebab keguguran tersebut, sehingga dapat segera dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya. Hal ini penting dilakukan untuk menyingkirkan apakah kemungkinan anda mengalami kelemahan mulut rahim (inkompetensia serviks). Karena bila kelainan darah, urin, kelainan kromosom dan kemungkinan infeksi tidak ditemukan, maka inkompetensia serviks sangat mungkin terjadi, apalagi bila ada riwayat kuretase berulang. Bila ditemukan inkompetensia serviks maka terapi yang utama adalah melakukan tindakan cervical cerclage (pengikatan mulut rahim) saat hamil muda agar tidak terjadi abortus.


dr. Yuri Kamila Kurdi, SpOG
D
okter Spesialis Obstetri & Ginekologi
RSAB YK MADIRA Palembang